Life

8 Kata Mutiara dari Aristoteles, Legenda Filsuf Yunani Kuno

Aristoteles, tokoh filsuf yang sangat melegenda dari Yunani Kuno. Pernah berguru pada Plato dan menjadi guru bagi Alexander Agung dari Macedonia yang menaklukkan dunia.

Aristoteles lahir 384 Sebelum Masehi dan meminggal tahun 322 SM. Beliau mempelajari filsafat dan ilmu lain seperti fisika, politik, etika, biologi, dan psikologi.

Pemikiran Aristoteles sangat mendukung pola pemikiran keilmuan dunia modern. Bahkan dijadikan dasar logika pemikiran modern yang mendukung kehidupan umat manusia.

Sebagai filsuf dan pemikir, Aristoteles menyampaikan ilmu dan pemikiran berupa kata yang penuh makna. Perkataan tersebut seolah menjadi mutiara yang sangat berharga bagi kehidupan manusia kini dan mendatang.

Melalui pembacaan berbagai sumber, penulis menemukan 8 kata-kata mutiara penuh makna dari sang filsuf tersebut. Apa sajakah kata-kata mutiara tersebut, simak penjelasan berikut.

1. Berlayar mengarungi kehidupan

“Berlayarlah bila angin selatan mulai berhembus dan angin utara berhenti bertiup.”

Berlayarlah! Sebuah perintah untuk melakukan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam hidup ini. Berlayar sesuai dengan arah angin. Saat angin selatan mulai berhembus, mulailah berlayar. Maksudnya, jalani hidup ini sesuai aturan dalam dunia ini. Sesuai dengan norma yang berlaku. Jangan melawan arus yang justru berbahaya bagi kehidupan. Sesuaikan dengan situasi dan kondisi, dalam menjalani hidup agar kedamaian tercapai dan keberhasilan bisa diraih.

2. Manusia adalah makhluk fana

Manusia makhluk yang tidak abadi. Makhluk yang fana. Lihat saja manusia akan meninggal dunia. Tidak peduli bayi, anak-anak, remaja bahkan tua sekalipun. Semua meninggal dunia. Tak pernah ada yang abadi. Karena itu, manusia perlu berserah diri pada Allah. Menjalankan kewajiban demi kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga:

3. Marah dan memberi pujian sesuai dengan porsinya

“Hendaklah kamu marah tentang sesuatu kepada orang yang seharusnya dimarahi dan di samping itu memberikan pujian pada waktu yang sesuai dengan cara yang baik.”

Saat kita hidup di masyarakat marah dan mendapat pujian seolah berdampingan. Namun, saat marah, silakan dilakukan tapi tepat pada orang yang seharusnya dimarahi. Jangan sampai salah alamat. Marah perlu tapi di saat waktu dan tempat yang tepat. Jangan asal marah-marah saja. Nanti justru jadi bumerang. Orang yang seharusnya tidak dimarahi, juatru kena semprot. Akibatnya, timbul dendam dan ungin membalas.

Sama ketika memberi pujian, berilah pujian pada orang yang tepat baik waktu maupun tempatnya. Cara memberikan pujian juga harus baik. Jangan membandingkan seseorang tepat di hadapannya.

Silakan marah yang santun dan memberi pujian tepat pada tempatnya. Jangan sampai salah alamat agar tidak menimbulkan masalah lain di kemudian hari.

4. Kemiskinan awal revolusi dan kejahatan

“Kemiskinan adalah bapak revolusi dan kejahatan.”

Ungkapan Aristoteles tersebut sebuah kenyataan. Dalam sejarah dunia, terjadinya kejahatan dan revolusi diawali keadaan yang menyedihkan dan kemiskinan. Lihat saja cerita adanya revolusi di berbagai negara di dunia. Ketika kemiskinan sudah mencapai puncak, timbulkan kejahatan di mana-mana. Pencurian, perampokan, begal dan segala bentuk kejahatan muncul. Saat kejahatan membesar timbulkan ketidaksukaan dan ketisakpercayaan pada pemerintah

Akibatnya terjadi perubahan sosial secara frontal hingga jadilah revolusi. Terjadi pemberontakan dan penggulingan kekuasaan. Jadi, perlu dihilangkan angka kemiskinan. Walau berbagai negara berusaha menghilangkan angka kemiskinan, kemiskinan tetap bertambah. Akibatnya rakyat tidak percaya pada pemerintah. Selesai sudah, sebab segalanya bersumber pada kemiskinan.

5. Jangan pernah putus asa

“Jangan putus asa karena beberapa kegagalan. Dalam hidup, anda cuma butuh satu keberhasilan.”

Mengadapi dunia yang serba susah, janganlah putus asa. Orang mengalami banyak kegagalan sebelum menunjukkan keberhasilan.

Misalnya saja, sebagai penulis mengirimkan tulisan ke media massa seperti Bekelsego. Menulis berulang kali tanpa putus asa. Ada beberapa kegagalan dalam menulis dan berharap tulisan bisa terbit. Janganlah berputus asa, suatu saat akan berhasil. Kegagalan yang hanya beberapa itu tidak seberapa. Kita hanya butuh satu keberhasilan. Dengan satu keberhasilan, maka kesuksesan demi kesuksesan akan mendekat.

6. Tidak ada seauatu yang sia-sia

“Alam tidak membuat sesuatu pun dengan sia-sia saja dan tidak membuat sesuatu berlebihan.”

Tidak pernah ada yang sia-sia dalam penciptaan alam semesta. Contoh, Tuhan menciptakan nyamuk.

Selama ini kita berpikir nyamuk sebagai makhluk yang merugikan. Tidak ada gunanya. Namun, jika kita berpikir aesuai dengan Aristoteles bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia, kita akan menemukan berbagai manfaat dari penciptaan nyamuk.

Lihat dengan diciptakan nyamuk, manusia akan membuat obat nyamuk dengan berbagai varian. Pembuatan obat nyamuk memerlukan banyak bahan dan peralatan termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja bekerja membuat obat nyamuk dan memperoleh penghasilan untuk menghidupi keluarga.

Coba kalau tidak diciptakan nyamuk. Tidak ada obat nyamuk. Pekerja akan dirumahkan. Tidak ada pekerjaan. Tidak ada penghasilan. Repot kan? Berarti penciptaan nyamuk bukan suatu yang sia-sia.

7. Pemikiran anak muda

“Anak muda berpikir bahwa mereka tahu segala sesuatu dan yakin pada pernyataan mereka.”

Memang benar, anak muda seolah tahu segalanya dan meyakininya. Namun, kenyataannya bukanlah seperti itu. Ketika yakin tahu segalanya akan menjadikan sifat sombong dan congkak. Sifat yang tidak layak dimiliki setiap orang.

Sebagai orang muda, marilah berpikir sederhana dan tidak tahu segalanya. Dengan tahu sedikir, berarti ada keinginan belajar. Menambah pengetahuan demi menyelesaikan masalah kehidupan.

Baca Juga:

8. Garis berawal dari titik

“Suatu garis lurus akan berakhir pada suatu titik karena ia bermula dari suatu titik. Sebuah lingkaran bermula dari satu titik awal dan bertemu pada titik yang pertama.”

Maksud kata mutiara Aristoteles tersebut, suatu perbuatan bermula dari suatu hal kecil dan akan kembali lagi membentuk sebuah siklus.

Jika ini hidup, kita tahu bahwa manusia awalnya tidak ada kemudian ada dan kembali tidak ada alias meninggal. Saat kita memikirkan hal tersebut, kita akan sadar diri untuk berbuat kebajikan. Semua berawal akan berakhir pada keadaan awal lagi. Uhtuk itulah, hidup dijalani mengalir dan berbuat kebajikan. Hal baik akan membawa kebaikan bagi diri sendiri. Berbuat jahat akan kembali pada diri sendiri.

Demikian 8 kata mutiara dari Aristoteles, sang filsuf Yunani Kuno. Semoga menambah wawasan dan jadi bahan renungan kita. Selamat membaca.

Baca Juga: 6 Kata Mutiara dari Abraham Lincoln, Sebuah Pelajaran dari Presiden AS ke 16

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Back to top button